Menatap Hubungan Kolaborasi dalam Pengembangan Wacana Catatan Dramaturgi Hari Ini Belajar Sejarah Bertolak dari Tubuh yang Ekstrem dan Jalur Evakuasi Saya ingin memulai tatapan hubungan kolaborasi ini dari tubuh diri sendiri yang mengalami keekstreman; hal yang keterlaluan; ekstremitas; kefanatikan, kalau saya boleh menyebutnya. Apa yang dimaksud keekstreman itu dalam konteks diri, terus apa kaitannya dengan terbatas, dan apakah beririsan antara ekstrem dengan terbatas, atau bagaimana irisannya dengan gagal? Gagal dan terbatas, sepengetahuan saya, berada di wilayah ekstrem tersebut; mencakup di antaranya. Saya memilih pekerjaan dramaturg—seseorang yang diberikan peran penuh dalam medan artistik kerja sutradara/seniman yang saya sebut pada catatan ini sebagai informan dalam atau eksekutor karya. Khususnya informan dalam di Sampang—untuk mendampingi proses latihan dalam menemukan metode praktik kerja yang tidak terbaca dari sudut pandang teoretis, gaya pengkaryaan, hingga visualnya, dan memberikan argumentasi secara ketat serta temuan-temuannya, sebagiannya memiliki kuasa artistik. Keekstreman lainnya, mereka dapat dilihat tidak mengetahui ekosistemnya apa, datangnya dari mana, kenapa asal-usulnya, dan untuk apa ekosistem itu dibangun, serta bagaimana cara membangunnya. Saya, sejujurnya, cukup terkejut ketika diajak Syamsul Arifin, inisiator Tanglok Art …