Kita gagal mencium bau busuk dalam layar dan berhasilkah kita menciumnya dalam kenyataan sosial
Cerpen berjudul “Bau Busuk” karya Eka Kurniawan menawarkan pengalaman penubuhan yang menarik karena cerpen sepanjang dua ribuan kata itu ditulis hanya dengan satu titik di bagian akhir tulisan, memaksa kita untuk membacanya tanpa henti, yang jeda singkatnya hanya ditawarkan banyak koma di sepanjang tulisan dan karena tak bertitik maka ia juga tak berparagraf, oleh karena itu saat membaca, kita akan tersengal-sengal, mencari cara menarik nafas di sela rangkaian kalimat tak berujung yang menceritakan bau busuk di seantero penjuru kota, bernama Halimunda.