Apa yang akan kawan jumpai di dalam presentasi ini adalah jejak proses belajar kami berupa pethilan dari 13 proyek Akar Rimpang yang telah kami selenggarakan secara simultan mulai April 2022 di kampung halaman kami masing-masing.
Apa yang akan kawan jumpai di dalam presentasi ini adalah jejak proses belajar kami berupa pethilan dari 13 proyek Akar Rimpang yang telah kami selenggarakan secara simultan mulai April 2022 di kampung halaman kami masing-masing.
Akar Rimpang adalah salah satu subprogram dari Rimpang Nusantara, berisi 13 kegiatan seni yang diinisiasi oleh 13 seniman partisipan program Rimpang Nusantara bersama dengan kawan-kawan komunitasnya di 13 wilayah tinggal masing-masing.
Kumpar Rimpang disusun sebagai almanak Rimpang Nusantara yang digelar secara simultan di sepanjang April sampai dengan Oktober 2022. Kumpar Rimpang kami susun ke dalam dua alur yang merimpang, yakni Akar Rimpang dan Jalar Rimpang.
Program Rimpang Nusantara akan menggelar semacam festival yang dilaksanakan selama tahun 2022 bertajuk Kumpar Rimpang.
In the context of Gegerboyo’s drawings, the process of fusion is the ‘sequential drawings’, and the anticipation of ‘illusion of the fusion process’ we have mentioned is therefore anticipation of ‘sequential illusion’. This is important, in order to see other potentials of Gegerboyo’s ‘anti-narrative’.
Dalam konteks gambar Gegerboyo, proses fusi ialah “gambar yang bersekuens”, dan antisipasi terhadap “ilusi dari proses fusi” yang kita maksudkan kemudian adalah antisipasi terhadap “ilusi sekuens”. Hal ini penting untuk diamati dalam rangka melihat potensi lainnya dari “anti-naratif” Gegerboyo.
We can say that the “physical memory” of the “production process” is being emphasized, and it becomes Gegerboyo’s purpose beyond the textual meaning—as we usually expect will be—narrated in those drawings. In another word, Gegerboyo’s drawings do not “narrate something”, but rather they “situate us”.
In that context, we can no longer limit sketches to manual, hand-drawn scribbles on a piece of paper. In reality, images from the (digital) media have taken a role as “medium of sketches”. The presence of sketches, for Gegerboyo, has transformed into a far larger vehicle than the limited scope of a manual scribble on a paper.
Bisa dibilang bahwa, “memori fisikal” dari “proses produksi”-lah yang tengah dikedepankan dan menjadi tujuan Gegerboyo daripada sekadar arti tekstual yang—sebagaimana biasanya kita harapkan akan—dinarasikan dalam gambar-gambar tersebut. Dengan kata lain, gambar-gambar Gegerboyo bukan sedang “menarasikan hal”, melainkan “mensituasikan kita”.
CEMETI 