Bincang Seniman Bersama Eko Prawoto
Pak Eko Prawoto berbagi cerita tantang pameran Museum of the Ordinary Things dan mengapa Pak Eko mengumpulkan alat-alat tersebut yang saat ini berada di Cemeti.
Pak Eko Prawoto berbagi cerita tantang pameran Museum of the Ordinary Things dan mengapa Pak Eko mengumpulkan alat-alat tersebut yang saat ini berada di Cemeti.
Pak Eko Prawoto shared the story of the Museum of the Ordinary Things exhibition and why Pak Eko collected these tools which are currently in Cemeti.
English | Indonesia Lokasi: Cemeti – Institut untuk Seni dan MasyarakatTanggal: 17 – 18 Agustus 2017Jam: 14:00 – 17:00 Selama dua hari dalam bulan Agustus 2017, Pak Sukisman, seorang pandai besi yang tinggal di desa bersama dengan Eko Prawoto, menyelenggarakan lokakarya untuk seniman. Lokakarya yang pertama ialah mempelajari penggunaan alat-alat besi tradisional. Sementara dalam lokakarya yang kedua, seniman diajak untuk membuat perkakas atau “alat seni” bersama Pak Sukisman.
In August 2017, pak Sukisman, a blacksmith living in the same village as Eko Prawoto, gave a two-part tool making workshop for artists. In the framework of the exhibition Museum of the Ordinary Things.
Collecting these farming and carpentry tools started from a dedication and a desire to learn about the positive values embedded within them, as well as their interconnectedness with other fields. Tools are not merely material objects: they contain knowledge, skills, struggles, ideas, as well as village stories.
Koleksi peralatan pertanian dan ketukangan ini dikumpulkan dengan kecintaan serta keinginan untuk belajar atas berbagai hal baik didalamnya. Tentu ini akan menjadi rangkaian saling keterkaitan yang melebar juga. Peralatan bukan sekedar obyek bendawi namun juga ada pengetahuan, ketrampilan, perjuangan, pengembangan gagasan serta kisah kehidupan masyarakat desa didalamnya.
The Museum of the Ordinary Things raises questions about which forms of knowledge get preserved and historicised, and about who decides what is worth remembering.
Museum of the Ordinary Things mempertanyakan tentang bentuk pengetahuan mana yang dapat dipelihara dan diprioritaskan, dan mengenai siapa yang memutuskan apa yang pantas untuk diingat.
Maintenance Works Draft #2 berlangsung dari Juli 2017 hingga Juli 2018 dan terdiri dari seri pameran bertajuk “Berbagi”. Dalam draft kedua ini, kami mengundang enam seniman, kelompok atau praktisi budaya, bereksperimen dengan berbagai bentuk kerja sama kolaboratif, untuk merealisasikan sebuah proyek di Cemeti.
Maintenance Works Draft #2 berlangsung dari Juli 2017 hingga Juli 2018 dan terdiri dari seri pameran bertajuk “Berbagi”. Dalam draft kedua ini, kami mengundang enam seniman, kelompok atau praktisi budaya, bereksperimen dengan berbagai bentuk kerja sama kolaboratif, untuk merealisasikan sebuah proyek di Cemeti.