English | Indonesia Bagaimana kita mesti melihat kesenian hari ini? Bagaimana seniman muda, khususnya di Indonesia, memaknai dua terma yang sering digunakan secara bergantian—dan bahkan kerap pula dipertentangkan dengan keliru konteks—yaitu “seni modern” dan “seni kontemporer”? Mungkinkah kita melihat keduanya sebagai kerangka berpikir yang dapat saling melebur, daripada sekadar soal metode, medium, dan pendekatan yang berbeda, sebagai usaha untuk melebarkan jangkauan seni dalam membingkai beragam persoalan sosial yang ada? Mengambil format simposium berisi dua pidato kunci dan tiga panel; menghadirkan sejumlah pembicara yang dianggap penting dalam skena seni rupa dan ilmu-ilmu sosial, acara ini merupakan bagian dari proyek Ingatan Bergegas Pulang dalam rangka meluaskan pembicaraan kita mengenai praktik kesenian para seniman muda hari ini. Berangkat dari karya-karya Suvi Wahyudianto yang dipamerkan dalam pameran tunggalnya yang bertajuk Ingatan Bergegas Pulang itu, simposium ini mencoba memetakan preferensi, wawasan, fokus-fokus isu, ragam ekspresi, orientasi, kecenderungan gaya ungkap, dan model-model dari upaya penemuan estetika baru oleh perupa kontemporer. Dengan melibatkan para pembicara dari berbagai bidang, antara lain seniman, kurator, dan peneliti sosial, simposium ini juga bertujuan untuk meninjau cara …