Di tengah-tengah perkembangan media digital yang pesat, bagaimana kita memaknai kedudukan gambar, terutama di dalam ranah seni rupa? Apakah yang bisa memperkaya pemahaman kita terhadap seni rupa ketika menelaah hubungan tarik-menarik antara produksi dan distribusi gambar berbasis digital dan nondigital itu? Dua pertanyaan di atas adalah picuan untuk mengelaborasi diskusi mengenai praktik kekaryaan Gegerboyo.
Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat mengadakan serangkaian diskusi daring terkait Empat Jilid proyek seni Toko Buku Liong (tokobukuliong.com), yang akan berlangsung melalui pertemuan ZOOM dari tanggal 26 hingga 29 Agustus 2020. Diskusi ini akan melibatkan sejumlah peneliti dan penulis dengan tujuan untuk memperluas perspektif kritis seputar proyek, dengan topik mulai dari metode penelitian terkait etnis minoritas di Indonesia, pencarian identitas pascakemerdekaan melalui produksi komik, dan rasialisasi diaspora Asia di Brazil dan Amerika Selatan.
As part of Maintenance Works 1st Draft: Proportions, we convened an editorial group to translate one of the sources of inspiration for our current Maintenance Works program: Mierle Laderman Ukeles’ Manifesto for Maintenance Art 1969!.
Bagian dari Maintenance Works Draft Pertama: Proposisi, kami mengadakan sebuah kelompok editorial untuk menerjemahkan Manifesto for Maintenance Art 1969! oleh seniman Mierle Laderman Ukeles dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
We launched this process with several initial “propositions” in Cemeti’s gallery and domestic spaces, consisting of art works and art practices.
Kami akan meluncurkan proses ini dengan beberapa “proposisi” awal di galeri Cemeti dan ruang-ruang domestik, yang terdiri dari beragam karya seni dan praktik seni.
We launched this process with several initial “propositions” in Cemeti’s gallery and domestic spaces, consisting of art works and art practices.
Kami meluncurkan proses ini dengan beberapa “proposisi” awal di galeri Cemeti dan ruang-ruang domestik, yang terdiri dari beragam karya seni dan praktik seni.
Obrolan tiga perempuan muda, Theodora Agni, Agnesia Linda, dan Realisa Massardi tentang keparuhbayaan membuahkan gagasan untuk menelisik dan memaknai tanda-tandanya melalui interaksi artistik dengan beberapa perupa. Perbedaan perspektif dan temuan-temuan fenomena dari ketiganya akan dipresentasikan dalam pameran Paruh Baya.
CEMETI 