Another Land to the Utmost Happiness

English | Indonesia

*Untuk pengalaman yang lebih nyaman dalam mengakses konten di halaman ini, dimohon menggunakan perangkat desktop.

Another Land to the Utmost Happiness

Jessica Ayudya Lesmana
2021

Performans teatrikal;
Video, berwarna, 31 menit 22 detik

Dalam karya performans teatrikal, berjudul Another Land to The Utmost Happiness (2021), Jessica Ayudya Lesmana memprovokasi anggapan-anggapan mayoritas mengenai nama. Secara sistemik menjadi label identitas setiap orang, nama pada dasarnya bersifat politis ketika dilekatkan pada subjek, sedangkan subjek yang bernama sering kali juga dinilai berdasarkan ruang-ruang yang menentukan bagaimana identitasnya dipersepsikan secara sosial.

“Nama Lahir” (nama yang diberikan ketika lahir; secara administratif tercantum dalam kartu identitas) dan “Nama Hidup” (nama yang dipilih dan digunakan oleh subjek transpuan sehari-harinya), adalah dua konsep yang tak pernah lepas dari alur kehidupan transpuan karena keduanya merepresentasikan konflik yang mengiringi hari-hari mereka. Adanya dua konsep ini juga menunjukkan bagaimana lembaga-lembaga sosial dalam sistem masyarakat bekerja secara represif terhadap kelompok-kelompok marjinal, serta bagaimana subjek-subjek marjinal kerap berupaya mensiasati represi tersebut. Jessica menarik hubungan antara latar belakangnya sebagai transpuan (yang mesti berhadapan dengan kenyataan tentang perjuangan atas hak untuk memiliki nama dan menerabas label-label yang selama ini melekat padanya), dengan identitas lokasi pantai Parangkusumo (salah satu lokasi tempat sejumlah kelompok transpuan mempertahankan hidup dan posisi sosialnya).

Refleksi artistik atas hubungan ini dilakukan dalam rangka membangun narasi tentang pembebasan diri dari belenggu sosial. Jessica memanfaatkan elemen-elemen visual di lokasi, mulai dari sampah-sampah yang menumpuk, pasir, hingga pemandangan di tepi pantai, serta respon teatrikal yang ia lakukan terhadap elemen-elemen tersebut, sebagai metafora perjalanan identitas transpuan. Karya ini merangsang suatu pengamatan tentang bagaimana minoritas punya potensinya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan di atas tanah yang selama ini didominasi oleh wacana mayoritas dan dilestarikan dalam hubungan kekuasaan yang timpang. Another Land to The Utmost Happiness adalah sebuah perayaan, sebuah afirmasi, atas kenyataan-kenyataan tersebut, sebagai cara untuk menggapai suatu katarsis tertentu.

Cuplikan visual dari video


Biografi Seniman

Jessica Ayudya Lesmana (1993) memulai keseniannya sejak tahun 2017 lewat band transgender pertama di Indonesia, Amuba. Ia mengembangkan praktik artistiknya sebagai bagian dari aktivisme untuk merekam dan mencatat kehidupan pinggiran masyarakat lumpen. Ia merupakan salah satu kontributor di Konde.co – media for women and minority. Ia juga pernah menjadi aktris transgender dalam perhelatan Bangkok International Performing Art Meeting 2021 di program Deleted Scene In SEA. Saat ini, ia tengah menjalankan “Proyek Ibu”, sebuah proyek seumur hidup yang dimulainya sejak terlibat dalam kegiatan-kegiatan belajar bersama kawan-kawan di Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat. Proyek ini berupaya mengeksplorasi berbagai kemungkinan medium yang berangkat dari studi tertulis, mengombinasikan gagasan montase dan performans menjadi gaya ungkap artistik. Karya-karya Jessica mengangkat kehidupan transgender dan pekerja seks yang mengalami diskriminasi dan stigma sebagai subject matter.