Situs Metaforis 01: “LAHAN”

English | Indonesia

Situs Metaforis 01: “LAHAN”

Kuratorial | Karya | Seniman | Dokumentasi | Esai

*Untuk pengalaman yang lebih nyaman dalam mengakses konten di halaman ini, dimohon menggunakan perangkat desktop.

Rotten TV – Satelit Yogyakarta menempatkan tema “Pembusukan” sebagai sebuah perspektif dan alat analisis filosofis untuk men-decode persoalan-persoalan keseharian, dalam rangka memahami sirkulasi kosmologis kehidupan manusia. Alih-alih bertanya tentang “Apa itu Pembusukan?”, kuratorial ini mengambil sudut pendirian dengan bertanya: “Bagaimana kita melihat dan memahami dunia berdasarkan perspektif Pembusukan?” Pertanyaan di atas adalah landasan untuk meninjau kembali isu-isu global hari ini, seperti keadilan gender, krisis iklim, krisis kesehatan, dan “masyarakat media” (merujuk pada M. Adolf, K. Baumann, and M. Rhomberg. (2011). Knowledge Society, Media Society and Democratic Action: The Case of Responsiveness. Di dalam makalah konferensi IAMCR 2011-Istanbul).

Untuk mengeksplorasi masalah-masalah ini melalui praktik artistik, kuratorial Rotten TV – Satelit Yogyakarta membagi tiga gugus produksi karya seni, yang selanjutnya disebut situs-situs metaforis, yaitu “LAHAN”, “TUBUH”, dan “SIBER”. Di dalam masing-masing gugus, para seniman partisipan berkreasi baik secara individual maupun kolaboratif untuk mengerjakan suatu telaah dan ungkapan artistik yang berupaya membongkar persoalan-persoalan di atas dengan menggunakan “Pembusukan” sebagai kacamata utamanya.

Dalam gugus pertama, Situs Metaforis 01: “LAHAN”, tiga seniman yang diundang untuk menanggapi kuratorial ini adalah Jessica Ayudya Lesmana (Yogyakarta), Dini Adanurani (69 Performance Club, Jakarta), dan Prashasti Wilujeng Putri (69 Performance Club, Jakarta). Fokus sub-kuratorial dalam situs metaforis ini mendorong eksplorasi konseptual tentang hubungan antara gender dan lahan. Dengan melihat aspek sosial dan politik lahan, baik dalam wujud fisik maupun kedudukan konseptualnya, para seniman mencoba meraih semacam refleksi puitis atas faktor-faktor kerentanan ruang, manusia, dan waktu, sekaligus berupaya mempersepsikan pemahaman terhadap ketiga fenomena tersebut melalui penyajian suatu narasi yang memanfaatkan modus dan bentuk seni performans. Dengan kata lain, interpretasi yang dituju merupakan suatu pengujian bahasa performatif, demi mengungkapkan beragam kemungkinan dalam menyuarakan secara subtil akar-akar persoalan dari—serta hubungan di antara—keadilan gender, krisis ruang, dan tekanan-tekanan alamiah dan artifisial yang mengitari keduanya. Karya mereka juga menawarkan ekspresi-ekspresi di dalam kerangka “Pembusukan” yang bergema dengan narasi sosial dan usaha eksperimentasi atas bentuk yang bersifat idiosinkratik terhadap visualisasi “busuk” yang selama ini dikenal secara konsensus oleh masyarakat.

Manshur Zikri
Kurator

Kembali ke Daftar Isi


Another Land to the Utmost Happiness

Jessica Ayudya Lesmana, 2021

In The Pines

Prashasti Wilujeng Putri, 2021

Best Before

Dini Adanurani, 2021

Kembali ke Daftar Isi


Jessica Ayudya Lesmana (1993) memulai keseniannya sejak tahun 2017 lewat band transgender pertama di Indonesia, Amuba. Ia mengembangkan praktik artistiknya sebagai bagian dari aktivisme untuk merekam dan mencatat kehidupan pinggiran masyarakat lumpen. Ia merupakan salah satu kontributor di Konde.co – media for women and minority. Ia juga pernah menjadi aktris transgender dalam perhelatan Bangkok International Performing Art Meeting 2021 di program Deleted Scene In SEA. Saat ini, ia tengah menjalankan “Proyek Ibu”, sebuah proyek seumur hidup yang dimulainya sejak terlibat dalam kegiatan-kegiatan belajar bersama kawan-kawan di Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat. Proyek ini berupaya mengeksplorasi berbagai kemungkinan medium yang berangkat dari studi tertulis, mengombinasikan gagasan montase dan performans menjadi gaya ungkap artistik. Karya-karya Jessica mengangkat kehidupan transgender dan pekerja seks yang mengalami diskriminasi dan stigma sebagai subject matter.

Prashasti Wilujeng Putri (Jakarta, 5 Desember 1991) adalah seorang seniman dan manajer seni. Ia meraih gelar S1 dari Departemen Kriminologi, Universitas Indonesia. Ia pernah menjadi penari di Komunitas Tari Radha Sarisha dan Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah. Saat ini, ia sedang melanjutkan pendidikan di program magister Kajian Budaya dan Media, Universitas Gadjah Mada.

Praktik artistiknya bermula sejak bergabung di 69 Performance Club tahun 2016. Ia kemudian menjadi peserta program residensi seniman di Silek Art Festival, Solok, Sumatera Barat tahun 2018. Kala itu, ia melakukan riset tentang silek (silat) dalam kehidupan tubuh-tubuh kontemporer. Pada Maret 2020, bersama anggota 69 Performance Club dan MILISIFILEM Collective, ia mempresentasikan proyek seni AMBANGAN di Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat, Yogyakarta. Karya-karya seni Asti kerap membicarakan persoalan deformasi tubuh manusia dan relasi antarmanusia. Ia juga aktif menulis, dan sejumlah karya tulisnya dapat di baca di situs web www.performanceart.id

Dini Adanurani (Jakarta, 6 September 1998) menyelesaikan studi Filsafat di Universitas Indonesia. Ia adalah seorang penulis, pembuat film, dan penerjemah lepas. Karya film pertamanya, “Aksi – Reaksi” (2018, berkolaborasi dengan Wahyu Budiman Dasta dan Mia Aulia) diproduksi oleh MILISIFILEM Collective, Forum Lenteng. Semasa kuliah, ia pernah menjadi Direktur Festival untuk UI Film Festival. Saat ini, Dini aktif sebagai kritikus film di Jurnal Footage (www.jurnalfootage.net). Salah satu karya tulis kritik filmnya, berjudul “Kisah yang Politis dalam You and I”, masuk dalam daftar 15 besar calon nominasi Kritik Film Piala Citra 2021.

Pada Maret 2020, bersama anggota 69 Performance Club dan MILISIFILEM Collective, ia mempresentasikan proyek seni AMBANGAN di Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat, Yogyakarta. Tahun 2021, bersama 69 Performance Club, ia membuat karya seni performans berjudul “Mutual Disruption”. Dini juga menulis tentang seni performans dan tulisan-tulisannya mengenai bidang ini dapat dilihat di situs web www.performanceart.id. Ia juga mengelola situs web pribadi beralamat di www.adanurani.com.

Kembali ke Daftar Isi


Wawancara Seniman Situs Metaforis 01: “LAHAN”
Dokumenter Situs Metaforis 01: “LAHAN”

Kembali ke Daftar Isi


Kita gagal mencium bau busuk dalam layar dan berhasilkah kita menciumnya dalam kenyataan sosial

Cerpen berjudul “Bau Busuk” karya Eka Kurniawan menawarkan pengalaman penubuhan yang menarik karena cerpen sepanjang dua ribuan kata itu ditulis hanya dengan satu titik di bagian akhir tulisan, memaksa kita…

Lanjut membaca

Kembali ke Daftar Isi