Menengok Kegiatan Lab Pangan di Sukabumi dan Gymnastik Emporium di Yogyakarta
KUMPAR RIMPANG, yang berlangsung secara paralel di 13 lokasi berbeda dalam beberapa bulan ke depan, secara resmi telah dibuka pada tanggal 27 April 2022.
KUMPAR RIMPANG, yang berlangsung secara paralel di 13 lokasi berbeda dalam beberapa bulan ke depan, secara resmi telah dibuka pada tanggal 27 April 2022.
Bulan Ramadan dan serangan Covid-19, saya dan teman-teman berinisiasi membuat sebuah drama series berbahasa lokal, yang awal mulanya hanya sebatas jaringan pertemanan menjadi lingkaran kolektif. Dengan harapan dapat menjadi pilihan tontonan hiburan selama swakarantina.
Hari keempat, lokakarya terakhir, melanjutkan pembahasan gagasan setiap partisipan. Iwan Wijono mengarahkan partisipan untuk memfinalisasi ide karya mereka. Lalu setiap partisipan mempresentasikan setiap gagasan karya mereka. Di tengah-tengah proses presentasi, Dimaz menawarkan sesi kunju
Pada lokakarya hari ke tiga Iwan Wijono sengaja memberikan materi untuk membangun referensi penciptaan karya, lewat media kertas dan alat tulis. Partisipan diminta untuk menuliskan satu kata di dalam kertas secara urut bergantian searah jarum jam.
Yang ditekankan Iwan ialah penciptaan karya tidak hanya melulu soal olah gagasan dan medium, tetapi seniman yang menciptakan karya juga harus turut diperhatikan melalui olah tubuh dan jiwa. Hal tersebut penting dilakukan agar proses penciptaan dilandasi dengan kejernihan pikir dan penuh kesadaran.
Iwan Wijono memberikan pengantar tentang Seni Kontekstual Nusantara, yang menekankan pentingnya kesadaran aksi, konteks ruang dan waktu, serta pertimbangan atas sejauh mana aksi dapat ditangkap oleh publik.
Proyek Mustahil sudah memasuki tahap lanjut, di mana tim artistik dari Cemeti mulai mengundang tujuh partisipan (seniman individu maupun kolektif) untuk terlibat dalam eksperimen kedua, yaitu merespon tema “Mustahil” dan “Kemustahilan” sebagai sebuah gagasan berbahasa di bidang seni.
Eksperimen buku catatan Gagasan Estafet Mustahil (GEM) sudah berjalan selama lebih kurang enam bulan, terhitung sejak bulan September tahun lalu. Kedua puluh buku GEM masih berkelana, berpindah tangan dari satu kontributor ke kontributor yang lain, di dalam dan di luar Yogyakarta. Sampai sekarang, sudah ada 70 orang kontributor (di antaranya seniman, sutradara, satrawan, penulis, musisi, dan pegiat budaya lainnya) yang memberikan respon ke dalam buku tersebut.
Terhitung mulai tanggal 26 Maret 2021, semua korespondensi kelembagaan akan beralih ke alamat email baru. Mohon bagikan informasi kontak baru kami ini kepada tim dan kolega Anda untuk selanjutnya mengirimkan email korespondensi ke info@cemeti.art.
Sudah dua setengah bulan eksperimen Gagasan Estafet Mustahil (GEM) dilakukan. Sejauh ini, empat puluh lima pegiat kebudayaan (di antaranya berprofesi sebagai perupa, musisi, sutradara, dan penulis) sudah terlibat dalam eksperimen ini. Sebagian sudah merespon buku catatan GEM yang kami kirim dan meneruskannya ke orang lain, sebagian sisanya masih menyimpan buku catatan yang mereka terima di studio/rumah mereka masing-masing.