All posts filed under: ARTIKEL

Yang Puitik dari Proses, Data, dan Peristiwa

Meninjau kembali Pameran Tunggal Dyah Retno, berjudul ∆HRT =∆HOR+(∆HP-HR), yang diselenggarakan pada tanggal 2-30 Juli 2022 di Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat, Yogyakarta, kita bisa mengelaborasi konsep “proses”, “data”, dan “peristiwa”.

Panggilan Terbuka Seniman

Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat membuka kesempatan bagi seniman individu atau kelompok yang tertarik mengikuti program pameran tunggal di Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat periode Januari-Februari 2023 dan Juli-Agustus 2023. Di dalam proses pameran tunggal ini seniman terpilih akan difasilitasi oleh tim cemeti, supervisor artistik Cemeti, dan kurator yang diundang untuk mengembangkan dan merealisasikan proposal pameran tunggal yang diajukan.

Panggilan Terbuka Kurator

Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat membuka kesempatan bagi Anda yang tertarik bergabung sebagai kurator pameran “Mengingat 25 Tahun Reformasi” dan Residensi periode April-Juni 2023. Panggilan terbuka kurator ini merupakan bagian dari upaya Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat dalam membangun pendekatan kuratorial inovatif yang tidak bertumpu pada gagasan individu tetapi dikembangkan melalui berbagai perspektif para kurator yang mumpuni di disiplin bidang spesifik tertentu.

Panggilan Terbuka Manajer Proyek Seni

Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat membuka kesempatan bagi Anda yang tertarik bergabung sebagai Manajer Proyek ‘Mengingat 25 Tahun Reformasi’. Panggilan terbuka manajer proyek ini merupakan bagian dari upaya Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat dalam membangun pendekatan tata kelola seni inovatif yang tidak bertumpu pada cara kerja tunggal tetapi dikembangkan melalui berbagai pengalaman praktik para manajer seni yang mumpuni dalam mentransformasikan visi artistik menjadi peristiwa seni-budaya.

Menatap Hubungan Kolaborasi dalam Pengembangan Wacana

Menatap Hubungan Kolaborasi dalam Pengembangan Wacana Catatan Dramaturgi Hari Ini Belajar Sejarah Bertolak dari Tubuh yang Ekstrem dan Jalur Evakuasi Saya ingin memulai tatapan hubungan kolaborasi ini dari tubuh diri sendiri yang mengalami keekstreman; hal yang keterlaluan; ekstremitas; kefanatikan, kalau saya boleh menyebutnya. Apa yang dimaksud keekstreman itu dalam konteks diri, terus apa kaitannya dengan terbatas, dan apakah beririsan antara ekstrem dengan terbatas, atau bagaimana irisannya dengan gagal? Gagal dan terbatas, sepengetahuan saya, berada di wilayah ekstrem tersebut; mencakup di antaranya. Saya memilih pekerjaan dramaturg—seseorang yang diberikan peran penuh dalam medan artistik kerja sutradara/seniman yang saya sebut pada catatan ini sebagai informan dalam atau eksekutor karya. Khususnya informan dalam di Sampang—untuk mendampingi proses latihan dalam menemukan metode praktik kerja yang tidak terbaca dari sudut pandang teoretis, gaya pengkaryaan, hingga visualnya, dan memberikan argumentasi secara ketat serta temuan-temuannya, sebagiannya memiliki kuasa artistik. Keekstreman lainnya, mereka dapat dilihat tidak mengetahui ekosistemnya apa, datangnya dari mana, kenapa asal-usulnya, dan untuk apa ekosistem itu dibangun, serta bagaimana cara membangunnya. Saya, sejujurnya, cukup terkejut ketika diajak Syamsul Arifin, inisiator Tanglok Art …

“Hari Ini Belajar Sejarah” – teks performance lecture Syamsul Arifin

Masyarakat pesisir memiliki perangai yang keras/pemberani/tangguh, kreatif, bertindak cepat, adaptif, peka terhadap situasi sekitarnya. Sebagaimana orientasi hidup masyarakat pesisir pada umumnya bergantung pada situasi laut yang berubah-ubah. Demikianlah laut ikut andil menjadi bagian dari sejarah (karakter) masyarakat pesisir yang tidak dapat kita lepaskan sebagai bagian dari sejarah hidup sekaligus kebudayaannya. Etos kerja “ambantal omba’ asapok angen” (‘berbantal ombak, berselimut angin’) menjadi bukti bagaimana kemudian berbagai aspek dari kehidupan sosial-budaya menjadi instrumen atas sejarah tubuh masyarakat pesisir.