Author: Syamsul Arifin

“Hari Ini Belajar Sejarah” – teks performance lecture Syamsul Arifin

Masyarakat pesisir memiliki perangai yang keras/pemberani/tangguh, kreatif, bertindak cepat, adaptif, peka terhadap situasi sekitarnya. Sebagaimana orientasi hidup masyarakat pesisir pada umumnya bergantung pada situasi laut yang berubah-ubah. Demikianlah laut ikut andil menjadi bagian dari sejarah (karakter) masyarakat pesisir yang tidak dapat kita lepaskan sebagai bagian dari sejarah hidup sekaligus kebudayaannya. Etos kerja “ambantal omba’ asapok angen” (‘berbantal ombak, berselimut angin’) menjadi bukti bagaimana kemudian berbagai aspek dari kehidupan sosial-budaya menjadi instrumen atas sejarah tubuh masyarakat pesisir.

Yang Keluar-Masuk

Sebagaimana kita ketahui, munculnya Covid-19 telah menghantam sendi-sendi kehidupan manusia. Mulai dari teror psikologis hingga perekonomian. Tentu masih banyak hal lainnya yang terdampak wabah Covid-19. Di antaranya, ruang-ruang belajar harus ditutup, berbagai kegiatan kesenian harus ditunda. Semua itu salah satu upaya dan/atau kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19.

What Comes Out – Comes In

As we know that the Covid-19 arose and hit the fundamentals of human life. It is not only about psychological terror but also economics. Also, there must be more things affected by the Covid-19 pandemic. For instance, educational space has to be shutted down, many art agendas must be postponed. That was all that the government tried in order to break the cycle of the spread of the Covid-19.

Going To the Muhammad Munir Library

After playing on the beach, we finally continued our journey to a library owned by Muhammad Munir, a man who conducting the discipline of historical research, focusing on Mandar. There are several copies of the manuscript that he owned and there is also a genealogy of the kings’ descendants in Mandar, which is still neatly kept to date.