Author: Cemeti

Residensi 2023 Periode #1

Selama tiga bulan periode residensi April-Juni 2023, ruang tinggal dan studio residensi akan dihuni oleh tiga seniman yakni Arif Furqan (Indonesia), Samboleap Tol (Belanda) dan Roberta Joy Rich (Australia). Pada kesempatan residensi kali ini, Doni Ahmad, kurator dari Bandung yang terpilih melalui panggilan terbuka kurator periode 2023 akan menemani proses tiga seniman dalam menjelajahi dan menyelami kehidupan sehari-hari dan seni di Yogyakarta. Selain itu, FX Harsono (seniman, anggota dewan pembina Cemeti) turut serta sebagai penyelia yang mendukung pengembangan program Residensi Cemeti.

Residency 2023 Period #1

During the three-month residency period April-June 2023, the residency living space and studio will be occupied by three artists, Arif Furqan (Indonesia), Samboleap Tol (Netherlands) and Roberta Joy Rich (Australia). During this residency, Doni Ahmad, a curator from Bandung who was selected through an open call for curators period 2023, will accompany the process of the three artists in exploring and diving into daily life and art in Yogyakarta.  In addition, FX Harsono (a visual art artist and member of Cemeti’s board) takes part in this residency as a supervisor supporting program development.

Remembering 25 Years of Reformation

This exhibition is not (just) about the Reformation. Nor is it about glorification, especially at this point in our lives when we are still struggling for democracy. Rather, this exhibition was initiated to be a space that brings together various memories of a moment that has changed many things in the lives of individuals and us as citizens of a nation. We, and several artists from different backgrounds and generations, would like to invite you to talk about the markers of a tipping point: how a set of historical events happening during the period that have prompted a breadth of interpretations are mused on in different ways, and have started a conversation that leads to many paths.

Mengingat 25 Tahun Reformasi

Pameran ini bukan (sekadar) tentang reformasi. Juga tidak dalam rangka menguatkan glorifikasi, apalagi pada titik ketika kehidupan kita sekarang masih terus bergelut memperjuangkan demokrasi. Pameran ini bisa jadi lebih diinisiasi untuk menjadi ruang yang mempertemukan beragam ingatan tentang sebuah masa yang telah mengubah banyak hal dalam kehidupan individu maupun kita sebagai warga sebuah bangsa. Kami ingin membicarakan penanda dalam titi mangsa ini bersama para seniman dari beragam latar belakang dan berlainan generasi. Bagaimana sebuah peristiwa dalam sejarah dapat melahirkan tafsir yang berbeda, dikenang dengan cara yang tak sama, dan membangun percakapan yang bisa membawa kita ke segala arah?

Panggilan Terbuka Seniman

Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat membuka kesempatan bagi seniman individu atau kelompok yang tertarik mengikuti program pameran tunggal di Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat periode Januari-Februari 2023 dan Juli-Agustus 2023. Di dalam proses pameran tunggal ini seniman terpilih akan difasilitasi oleh tim cemeti, supervisor artistik Cemeti, dan kurator yang diundang untuk mengembangkan dan merealisasikan proposal pameran tunggal yang diajukan.

Panggilan Terbuka Kurator

Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat membuka kesempatan bagi Anda yang tertarik bergabung sebagai kurator pameran “Mengingat 25 Tahun Reformasi” dan Residensi periode April-Juni 2023. Panggilan terbuka kurator ini merupakan bagian dari upaya Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat dalam membangun pendekatan kuratorial inovatif yang tidak bertumpu pada gagasan individu tetapi dikembangkan melalui berbagai perspektif para kurator yang mumpuni di disiplin bidang spesifik tertentu.

Panggilan Terbuka Manajer Proyek Seni

Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat membuka kesempatan bagi Anda yang tertarik bergabung sebagai Manajer Proyek ‘Mengingat 25 Tahun Reformasi’. Panggilan terbuka manajer proyek ini merupakan bagian dari upaya Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat dalam membangun pendekatan tata kelola seni inovatif yang tidak bertumpu pada cara kerja tunggal tetapi dikembangkan melalui berbagai pengalaman praktik para manajer seni yang mumpuni dalam mentransformasikan visi artistik menjadi peristiwa seni-budaya.

“Exploring Farmer Groups Jogja X Fukuda” Exhibition

Anang and Pari often connect the disconnected -at least for things generally considered disconnected in our art scene today- such as contemporary art and agriculture. This time, Anang connects many things, including farmer groups from Yogyakarta and Fukuda, food source maps of Yogyakarta and Fukuda, artist-style photography and Fukuda citizen photography, Cemeti’s gallery in Yogyakarta and Matsumoto House in Fukuda, Shodoshima.