Daftar Isi
Pengantar | Rangkaian Kegiatan | Dokumentasi

Hari Ini Belajar Sejarah
Inisiator: Syamsul Arifin
Kolaborator: Arung Wardhana Ellhafifie, Ahmad Kholif Syarif
Lokasi Riset: Kabupaten Sampang
Lokasi Presentasi: SMA N 4 Sampang
Latar Belakang
Hari Ini Belajar Sejarah merupakan proyek seni yang bertolak dari kata kunci Arsip dan Ingatan sebagai pijakan gagasan. Arsip dan Ingatan memiliki sebuah kemungkinan yang menarik sekaligus juga problematis. Arsip pada praktiknya memiliki kemungkinan pengawetannya dan penggandaan yang tak terbatas. Sementara, dalam Ingatan terdapat sebuah problem tersendiri, yaitu terjadinya suatu pelupaan sebagai kelemahannya. Lupa akan sesuatu menjadi sebuah kewajaran dalam hidup manusia. Di sisi yang lain dari itu, Ingatan memiliki kemungkinan penciptaan atas hal yang baru sebagaimana realitas tidak pernah berhenti bergerak.
Arsip dan Ingatan sama-sama memiliki konteks mengenai masa lalu. Perbedaannya hanya pada praktik artistiknya. Jika arsip, seperti dokumen, foto, video, buku, merupakan dokumentasi hasil dari proses pembekuan masa lalu (sejarah), maka ingatan merupakan dokumentasi yang tumbuh melalui tradisi tutur. Setiap momen bertutur adalah momen performatif di mana ingatan atas masa lalu berkorespondensi dengan pengalaman kini. Oleh sebab itu, sejarah berada dalam kondisi yang hidup dan selalu segar; ia tidak pernah berhenti bernapas dan terus hidup dari generasi ke generasi selanjutnya.
Meski demikian, ada sebagian hal yang problematis dari keduanya, adalah ketika narasi dalam sebuah Arsip dan Ingatan tidak selaras sebagaimana narasi Trunojoyo dalam sebuah arsip yang tumbuh dari dalam Keraton (Mataram), dan ingatan masyarakat Madura sendiri. Oleh karena itu, Ingatan kemudian seperti monumen arkais yang gagal. Artinya, Arsip cenderung bersifat kanon, dan Ingatan sejarah sebagai teks kolektif menjadi seperti narasi yang terpinggirkan.
Gagasan dan Tujuan
Melalui pengantar di atas, proyek ini hendak melihat ulang dua narasi Trunojoyo yang kontradiktif tersebut lewat dua narasi berupa “Arsip” dan “Ingatan”, demi menemukan kemungkinan baru sebagai tawaran dari sudut pandang alternatif para inisiator proyek. Dengan mempelajarinya untuk menemukan suatu kemungkinan mengenai teknologi berpikir, Trunojoyo adalah hal yang menarik sekaligus menantang dalam mengkontekstualisasikannya pada kenyataan hari ini.
Melalui gagasan Ingatan kolektif akan Sejarah yang bertolak dari Spirit Trunojoyo dan Ruang Pendidikan sebagai irisan gagasan dalam hal ruang pembelajaran, sebagaimana distribusi pengetahuan dan narasi sejarah beroperasi secara konsisten di sana. Oleh sebab itu, proyek ini dipresentasikan dalam lingkup Pendidikan. Presentasi karya ini lantas ditandai sebagai mata pelajaran alternatif.
Melihat begitu minimnya atau bahkan nyaris tidak adanya pengetahuan mengenai narasi-sejarah lokal yang diungkapkan, selain narasi arus utama seperti sejarah nasional atau dunia, proyek ini bertujuan ingin mengangkat sejarah Trunojoyo dengan sudut pandang alternatif dari spirit Trunojoyo sebagai sumber inspirasi bersama untuk meningkatkan semangat belajar dan meningkatkan daya pikir kritis.
Kegiatan ini juga diniatkan sebagai ruang alternatif untuk berkomunikasi dengan publik melalui isu/gagasan yang sedang dibicarakan dengan menggunakan kesenian sebagai mediumnya.
Kegiatan ini juga diharapkan mampu memberi ruang refleksi dan menjadikan output–output yang dihasilan sebagai pengetahuan bersama. Serta, sebagai upaya membangun ruang diskursus demi pertukaran pengetahuan dalam kerja kesenian yang ditopang dengan kekuatan literasi dalam upaya membangun pemikiran-pemikiran kritis terhadap realitas.
Deskripsi Proyek
Proyek ini menyelenggarakan sejumlah kegiatan, antara lain serangkaian pertemuan para pegiat (dalam sebuah forum bernama “Lingkar Gagasan”), kegiatan riset artistik dan arsip, serta penciptaan karya kolaborasi sebagai tantangan bersama dan untuk memungkinkan terjadinya sebuah dialog-pertukaran pemikiran dari setiap individu. Dalam kesempatan pembuatan karya kolaborasi ini, proses yang dijalani juga bisa menjadi semacam uji coba platform sebagai ruang kolektif. Bentuk-bentuk karya yang direncanakan untuk dibuat adalah karya instalasi. Namun, ada kemungkinan bahwa bentuknya bisa berubah sesuai dengan proses yang dijalani.
Output Proyek
Proyek ini mempunyai dua keluaran utama, yaitu pameran bersama dan sebuah acara presentasi publik berbentuk performance lecture. Pameran bersama dikurasi oleh Syamsul Arifin, mengundang sejumlah seniman (antara lain: Umar Fauzi Ballah, Hidayat Raharja, Hayat, Fadil Sufina, Azmil Ramadhan, Bustomi, Syamsul Arifin, Ibni Rokhi Al Farizi, Monica Wara Santi, dan Deni Aji) untuk memberikan sajian karya yang sesuai dengan tema kuratorial yang mengacu pada tema besar proyek. Sementara itu, performance lecture diisi oleh Syamsul Arifin sebagai inisiator proyek ini.
RANGKAIAN KEGIATAN
Pameran “Hari Ini Belajar Sejarah”
Pameran ini adalah acara presentasi publik dari proyek Hari Ini Belajar Sejarah, dilengkapi dengan acara publik lainnya, yaitu performance lecture oleh Syamsul Arifin dan karya pertunjukan oleh Monica Wara Santi.
Riset Tentang Sejarah Trunojoyo
Dalam rangka proyek “Hari Ini Belajar Sejarah”, Syamsul Arifin bersama tim proyek melakukan kunjungan riset beberapa kali ke lapangan untuk meninjau sejumlah sumber mengenai sejarah Trunojoyo, Panembahan Maduratna.
Lab Pengembangan Tentang Performance Lecture
Proyek “Hari Ini Belajar Sejarah” mengundang Arung Wardhana Ellhafifie menjadi pemateri pada tiga rangkai pertemuan kelas dengan partisipan terbatas, tentang praktik “performance lecture”
Pingback: “Hari Ini Belajar Sejarah” – teks performance lecture Syamsul Arifin | CEMETI
Pingback: “Hari Ini Belajar Sejarah” – teks performance lecture Syamsul Arifin – Rimpang Nusantara