Month: October 2021

Situs Metaforis #3 “SIBER”

Pembusukan dalam hal siber masih memiliki arti yang tak pasti. Di satu sisi, siber mengandaikan keabadian, mumifikasi virtual, dan pelestarian ingatan, serta potensi pengarsipan. Tetapi siber adalah alam semesta yang belum tersentuh sepenuhnya sehingga artefak dan rekaman realitas dapat tenggelam ke titik di mana kita tidak akan pernah bisa menjangkaunya lagi. Dalam konteks itu, pembusukan (atau proses pembusukan) dalam pengertian siber juga menuntut cara berpikir yang sama sekali berbeda dengan proses yang biasa kita kenal di dunia nyata. Namun, sejauh ranah ini mengamini tindakan penggalian, kita dapat membayangkan penemuan tentang fosil yang sama sekali berbeda, katakanlah fosil digital.

Situs Metaforis 02: “TUBUH”

Tubuh tidaklah abadi. Fase hidup kita adalah kemegahan yang puitis, dan kita dapat dengan tulus mengakui bahwa kematian tubuh adalah arti terpenting dari kesempurnaannya, bagian dari proses alamiahnya. Kematian bukan hanya tentang perampasan kehidupan; ia adalah pertanyaan tertinggi tentang apa artinya hidup. Memikirkan sifat kematian berarti memikirkan bagaimana hal itu mempengaruhi kelangsungan organisme dan manusia. Bangkai dan mayat tampaknya menjadi urutan terakhir dari penilaian atas nilai-nilai tubuh. Tubuh yang hidup mendorong hubungan sosial, tetapi tubuh yang mati atau sekarat dapat menaksir dan mengingatkan makna dari masa lalu sosial kita, memperingatkan masa kini sosial kita, menentukan masa depan sosial kita, dan menjaga ingatan sosial kita.

Situs Metaforis 01: “LAHAN”

Fokus sub-kuratorial dalam situs metaforis ini mendorong eksplorasi konseptual tentang hubungan antara gender dan lahan. Dengan melihat aspek sosial dan politik lahan, baik dalam wujud fisik maupun kedudukan konseptualnya, para seniman mencoba meraih semacam refleksi puitis atas faktor-faktor kerentanan ruang, manusia, dan waktu, sekaligus berupaya mempersepsikan pemahaman terhadap ketiga fenomena tersebut melalui penyajian suatu narasi yang memanfaatkan modus dan bentuk seni performans.

Afirming the Crisis

The curatorial of “Affirming the Crises” tries to stimulate Nietzschean reason to rethink various crises humans encounter. It’s about how to say “Yes!” (Ja Sagen) to the things we encounter, in any circumstances, to affirm not only ourselves but all existence. Affirmation is an acknowledgment that can be metaphorical, chronic, or factual.

Afirmasi Krisis

Kuratorial “Afirmasi Krisis” mencoba merangsang nalar Nietzschean untuk memikirkan kembali berbagai jenis krisis yang dihadapi manusia. Ini tentang bagaimana menyerukan “Ya!” (Ja Sagen) kepada hal-hal yang dihadapi, dengan segala kondisinya, untuk menegaskan bukan hanya diri kita sendiri tetapi juga segala kehidupan. Afirmasi adalah pengakuan yang bisa metaforis, kronik, maupun faktual.