Eksperimen buku catatan Gagasan Estafet Mustahil (GEM) sudah berjalan selama lebih kurang enam bulan, terhitung sejak bulan September tahun lalu. Kedua puluh buku GEM masih berkelana, berpindah tangan dari satu kontributor ke kontributor yang lain, di dalam dan di luar Yogyakarta. Sampai sekarang, sudah ada 70 orang kontributor (di antaranya seniman, sutradara, satrawan, penulis, musisi, dan pegiat budaya lainnya) yang memberikan respon ke dalam buku tersebut.

Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat, yang menyelenggarakan eksperimen ini dalam rangka Proyek Mustahil (yang digagas tahun lalu untuk menanggapi situasi pandemik), terus memantau perjalanan setiap buku. Seminggu sekali, tim Cemeti menghubungi para pemegang terbaru dari masing-masing buku, menanyakan kabar mengenai proses kegiatannya merespon GEM.

Berdasarkan tabulasi data perjalanan buku-buku GEM yang kami buat, diketahui bahwa lima buah buku masih berada di tangan kontributor pertama. Sisanya sudah berpindah tangan dari kontributor pertama, tapi baru ada enam buah buku yang sudah berpindah tangan ke lebih dari lima orang kontributor. Meskipun tidak ada tenggat waktu yang membebani masing-masing pemegang buku, juga buku-buku itu sendiri untuk terisi penuh, panitia Proyek Mustahil tetap mengiringi proses pengisian buku dan alur perpindahannya. Karena situasi pengiriman buku selalu tak terprediksi, bukan tidak mungkin satu-dua buku akan hilang dalam proses perpindahannya. Untuk mengantisipasi kehilangan jejak buku, data perjalanan buku menjadi penting untuk merekam peristiwa dari eksperimen ini.

Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat berencana akan memamerkan buku-buku yang tidak hilang dalam proses eksperimen GEM, nanti, pada semester kedua tahun ini.

Image-image dalam post ini merupakan sejumlah dokumentasi foto dan video yang dikirimkan oleh para kontributor yang sudah merespon buku GEM. Image-image tersebut diseleksi oleh panitia proyek dari arsip Proyek Mustahil.