
Sudah dua setengah bulan eksperimen Gagasan Estafet Mustahil (GEM) dilakukan. Sejauh ini, empat puluh lima pegiat kebudayaan (di antaranya berprofesi sebagai perupa, musisi, sutradara, dan penulis) sudah terlibat dalam eksperimen ini. Sebagian sudah merespon buku catatan GEM yang kami kirim dan meneruskannya ke orang lain, sebagian sisanya masih menyimpan buku catatan yang mereka terima di studio/rumah mereka masing-masing.
Eksperimen GEM dalam Proyek Mustahil, sejak awal, dilaksanakan sebagai kegiatan yang bersifat terbuka (open-ended) sehingga tidak menuntut batasan waktu pelaksanaan. Dengan pendekatan ini, diharapkan kita dapat dengan leluasa mengamati, mengonstruksi, dan merefleksi secara artistik gejala-gejala teraktualnya.
Setelah memperhatikan database GEM di Proyek Mustahil, kami menyadari bahwa sejumlah keterangan terkait komunikasi, transaksi, dan informasi tentang kegiatan merespon buku perlu ditabulasi untuk menghasilkan suatu bentuk semacam “katalog peristiwa”. Katalog ini, tentu saja, tidak memuat keterangan analitis apa pun, selain informasi kapan dan kepada siapa buku-buku catatan itu diterima dan diteruskan. Informasi-informasi tersebut barangkali bersifat minor, tetapi justru menjadi penting di saat kita menyikapi peristiwa-peristiwa responsif dalam eksperimen GEM sebagai bagian dalam rangkaian kronik atas kumpulan material yang memanifestasikan, sekaligus merepresentasikan, cara-cara kita berwacana pada situasi apa dan bagaimana pun.
Di hari-hari berikutnya, kami akan menampakkan tabulasi-tabulasi sederhana itu di bagian Story dari akun Instagram kami.
Pos kali ini masih menampilkan sejumlah dokumentasi yang diberikan oleh para kontributor sehubungan dengan keseruan mereka merespon buku. Kita bisa melihat, betapa pertemuan antargenerasi pun terjadi dengan cukup menggugah di halaman-halaman buku catatan GEM. Sebuah buku sempat hilang dari pantauan, tapi ternyata kembali muncul di terbitan sebuah akun instagram salah seorang pegiat yang sebelumnya tak pernah terjangkau oleh radar panitia Proyek Mustahil. Benarlah kemudian bahwa setiap teks punya caranya sendiri untuk mengejutkan kita.






