Daftar Isi
Teks Pengantar | Dokumentasi Persiapan | Jejak-Jejak | Esai
Diselenggarakan oleh Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat, Gagasan Estafet Mustahil adalah aksi lanjutan dalam rangka Proyek Mustahil yang diinisiasi sejak Juni 2020. Proyek ini berupaya mengadakan ruang refleksi bersama sembari terus mendorong produksi dan komunikasi kesenian di antara para pegiat kebudayaan.
Hadir dalam bentuk buku catatan yang akan diisi bergilir secara estafet, Gagasan Estafet Mustahil diniatkan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan sekaligus merekam ide-ide eksperimental para pegiat kebudayaan secara luring, demi merangsang aktivitas dan kritisisme kultural yang melampaui batasan-batasan terkini.
Dalam aksi ini, Cemeti akan mengirimkan serempak 20 buku catatan ke 20 pegiat kebudayaan, untuk ditanggapi dan diteruskan ke para pegiat-pegiat lainnya secara estafet. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi ruang gagasan bersama yang alternatif dan menggembirakan!
Silakan pantau terus website dan akun media sosial kami untuk mengetahui perkembangan simulasi kedua dari Proyek Mustahil ini!
Dokumentasi Persiapan
Dokumentasi Persiapan

























Jejak-Jejak Gagasan Estafet Mustahil
Jejak-Jejak Gagasan Estafet Mustahil
Jejak-Jejak Pertama Gagasan Estafet Mustahil
Pengiriman pertama telah menciptakan sejumlah percakapan kecil antara tim aristik Cemeti dan beberapa kontributor pertama. Umumnya, percakapan itu perihal kabar bahwa buku telah diteruskan ke kontributor kedua, ataupun soal kabar bahwa si kontributor pertama masih dalam proses berpikir soal “ide mustahil” apa yang akan mereka tuangkan ke dalam buku.
Lanjut BacaJejak-Jejak Kedua Gagasan Estafet Mustahil
Image-image pada pos kali ini (video, foto, dan tangkapan layar ponsel pintar) adalah cuplikan kecil dari peristiwa perjalanan buku-buku GEM; diseleksi dari semua data dokumentasi (kiriman para kontributor) yang berhasil dikumpulkan di dalam folder Proyek Mustahil.
Lanjut BacaJejak-Jejak Ketiga Gagasan Estafet Mustahil
Sudah dua setengah bulan eksperimen Gagasan Estafet Mustahil (GEM) dilakukan. Sejauh ini, empat puluh lima pegiat kebudayaan (di antaranya berprofesi sebagai perupa, musisi, sutradara, dan penulis) sudah terlibat dalam eksperimen ini. Sebagian sudah merespon buku catatan GEM yang kami kirim dan meneruskannya ke orang lain, sebagian sisanya masih menyimpan buku catatan yang mereka terima di…
Lanjut BacaJejak-Jejak Keempat Gagasan Estafet Mustahil
Eksperimen buku catatan Gagasan Estafet Mustahil (GEM) sudah berjalan selama lebih kurang enam bulan, terhitung sejak bulan September tahun lalu. Kedua puluh buku GEM masih berkelana, berpindah tangan dari satu kontributor ke kontributor yang lain, di dalam dan di luar Yogyakarta. Sampai sekarang, sudah ada 70 orang kontributor (di antaranya seniman, sutradara, satrawan, penulis, musisi,…
Lanjut BacaJejak-Jejak Kelima Gagasan Estafet Mustahil
Proyek Mustahil sudah memasuki tahap lanjut, di mana tim artistik dari Cemeti mulai mengundang tujuh partisipan (seniman individu maupun kolektif) untuk terlibat dalam eksperimen kedua, yaitu merespon tema “Mustahil” dan “Kemustahilan” sebagai sebuah gagasan berbahasa di bidang seni.
Lanjut BacaEsai Refleksi GEM
Esai Refleksi atas Eksperimen Gagasan Estafet Mustahil
Dari Peristiwa Gagasan Estafet ke Kritisisme Media (Bag. 1)
Saya pun jadi berpikir-pikir, pada upaya penyajian artistik terkini secara daring, agaknya beragam spektrum pengalaman indrawi yang berperan penting dalam pembentukan persepsi telah dikesampingkan dari poin-poin yang melahirkan interpretasi publik.
Dari Peristiwa Gagasan Estafet ke Kritisisme Media (Bag. 2)
Segala bentuk dan modus artistik yang diciptakan melalui proses indrawi seniman pada realitas fisik akan terreduksi menjadi flattened image simulatif yang kita akses dalam realitas media—menyebabkan penyeragaman rasa dan daya tangkap publik atas makna kultural.
Dari Peristiwa Gagasan Estafet ke Kritisisme Media (Bag. 3)
Di tataran lingkar industri kapitalis yang bersumber dari realitas media, kita telah melihat dampaknya yang mewujud di realitas fisik, salah satunya konflik antarkomunal yang melibatkan komunitas driver ojek online. Mereka berkumpul dan memunculkan praktik solidaritas baru dan tak terhindar dari konflik identitas (antara driver ojek online dan offline). Dengan mengingat fenomena tersebut, masihkah kita akan…
Pingback: Jejak-Jejak #1 – Gagasan Estafet Mustahil | CEMETI
Pingback: Jejak-Jejak #2 – Gagasan Estafet Mustahil | CEMETI
Pingback: Menjenguk Ranah Rabaan dan Persepsi yang Diaktivasi Indra | CEMETI
Pingback: Dari Peristiwa Gagasan Estafet ke Kritisisme Media (Bag. 2) | CEMETI