
Bulan Ramadan dan serangan Covid-19, saya dan teman-teman berinisiasi membuat sebuah drama series berbahasa lokal, yang awal mulanya hanya sebatas jaringan pertemanan menjadi lingkaran kolektif. Dengan harapan dapat menjadi pilihan tontonan hiburan selama swakarantina.

Selain itu, alasan lainnya adalah pembelajaran bahasa melayu Pontianak kepada muda-mudi. Dimana sudah banyak masyarakat generasi 2000-an yang tidak memahami kata-kata dalam bahasa melayu Pontianak. Lokasi syuting berpindah-pindah seputar dalam Kota Pontianak, mayoritas scene berada di dalam rumah menyesuaikan isi cerita Drapon (Drama Pontianak) yang mengangkat tentang pasutri mandul yang mengontrakkan rumahnya kepada 2 orang mahasiswa. Selain mempopulerkan kembali kosa kata lokal untuk Milenial, ada harapan juga dari serial lokal ini Bahasa Pontianak lebih dikenal luas di Nusantara.