
Selama pandemi Saya dan keluarga di rumah saja. Mulai awal bulan April, kami sudah merasa takut dengan berita yang beredar tentang Covid-19, apalagi jumlah yang terinfeksi terus bertambah. Bulan April-Mei, semua perbatasan Aceh ditutup. Saya dan keluarga hanya di rumah saja dan mengerjakan kewajiban mencari nafkah dari rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan menggarap permintaan gambar secara daring. Awal Juni lalu, saya mendengar perbatasan mulai dibuka kembali. Karena sangat penat terus-menerus di rumah, saya merasa butuh bertemu orang-orang lagi sekadar bertemu dan ngobrol face to face, tidak secara daring lagi, dan juga butuh melihat yang segar-segar, tentunya. Saya memutuskan untuk mengunjungi nenek, tante, sepupu, paman, dan anak anak mereka di Sabang. Di sana, saya menghabiskan waktu selama seminggu. Malaka juga senang bermain bersama anak-anak. Sehari sebelum kembali ke Banda Aceh, kami menghabiskan waktu sebelum maghrib di pantai dekat Sabang Fair sementara Malaka naik odong-odong.