
Pada awal bulan Maret, saya berada di Makassar, mengikuti pengayaan bahasa yang diselenggarakan oleh LPDP selama tiga bulan, Maret-Juni. Dua minggu mengikuti kelas tatap muka, tiba-tiba saja kabar mengenai penyebaran Covid-19 semakin meluas. Saya masih ingat, hari Sabtu-Minggu, saya dan kawan-kawan cemas menanti kabar terbaru tentang kelanjutan kelas pengayaan kami. Sementara, di berbagai kampus lain di Indonesia telah mengumumkan bahwa pembelajaran berubah jadi online dan kampus ditutup.
Di suatu pagi di hari Senin, saya mulai mengikuti kelas online. Celengan menipis, tidak ada kuota internet sehingga saya harus nebeng ke jaringan wifi dari komunitas yang basecamp-nya bertetangga dengan kosan saya. Satu-satunya tempat untuk mengakses jaringan tersebut adalah di dekat tangga. Selama seminggu tidak ke mana-mana dan stok makanan di kos sudah habis, saya memutuskan keluar untuk mencari makanan. Di Indomaret yang saya datangi, orang-orang tergesa-gesa, semua mengenakan masker. Seorang ibu berbelanja mengenakan mukena dan ujung mukena ia gunakan menutupi setengah wajahnya. Sekitar tanggal 20 Maret, setelah diumumkan pasien pertama Covid-19 di Sulawesi Selatan, saya memutuskan pulang ke Mandar.