Arsip Proyek Pilihan #001: Ruang Etsa dan Sepak Bola, sebARSIP
Comments 5

Menilik Proyek Seni “Ruang Etsa dan Sepak Bola”

sebARSIP – Arsip Proyek Pilihan #001: “Ruang Etsa dan Sepak Bola”

Menilik Proyek Seni
“Ruang Etsa dan Sepak Bola”

SEJAK TAHUN 2015, saya banyak bekerja menata dan mengelola arsip Cemeti. Sebagai seorang yang gila sepak bola, arsip proyek “Ruang Etsa dan Sepak Bola” (dalam bahasa Inggris, diterjemahkan menjadi “Art and Football for Peace”) yang diinisiasi oleh Tisna Sanjaya di Cemeti pada tahun 2000 mencuri perhatian saya. Proyek seni “Ruang Etsa dan Sepak Bola” pertama kali dilakukan di Bandung pada Juli 2000. Dua bulan kemudian, proyek seni ini digelar di Yogyakarta bersama Rumah Seni Cemeti (nama resmi Cemeti kala itu), melibatkan warga setempat dan beberapa kesebelasan sepak bola dari Yogyakarta dan Bandung.

Dari foto dokumentasi “Ruang Etsa dan Sepak Bola”, saya melihat dua buah gawang berbahan dasar bambu yang tidak berbentuk seperti gawang sepak bola pada umumnya berdiri di ruang galeri Cemeti. Bentuknya melengkung ke belakang seperti keong. Bentuk itu, bagi Tisna, merupakan simbol kesuburan. Sementara ‘permainan’ merujuk pada permainan manusia yang selalu ingin memenangkan pertandingan, tidak mau mengalah, penuh trik dan strategi. Suatu kehendak yang selalu mencari segala cara serta kemungkinan untuk meraih kemenangan. Salah satu gawang berisi gentong tanah liat yang berarti untuk bersuci. Mencuci pakaian, membersihkan, dan mengobati luka menjadi gestur bersuci dari kekhilafan manusia yang selalu lupa diri saat merayakan perjalanan hidup. Siklus mengulangi kesalahan, diobati, dicuci, kemudian luka lagi, dirayakan terus secara berulang-ulang di dalam permainan kehidupan, layaknya yang terjadi di lapangan permainan sepak bola.

Hal ini juga senada dengan goresan pada 16 buah karya gambar hitam-putih di atas bahan bekas anyaman bambu yang melukiskan proses perjalanan hidup dan teks-teks puisi. Beberapa gambar etsa tersebut dimasukkan ke dalam bak air. Gambar etsa itu juga berbaur dengan kaki para kapten kesebelasan yang dibasuh air dan disucikan oleh Tisna Sanjaya ketika pembukaan pameran. Di dalam pembukaan pamerannya, Tisna mengundang Ir. Budi Prihanarko, seorang wasit profesional asal Bandung untuk menyampaikan hal-hal teknis tentang kompetisi sepak bola, sistem pertandingan serta rencana pertemuan teknis. Pidato Ir. Budi Prihanarko dan laku penyucian itu tak lain adalah pilihan bahasa ungkap metaforik Tisna untuk menyampaikan gagasan yang melatari “Ruang Etsa dan Sepak Bola” kepada publik, baik dari kalangan seni, pecinta seni, hingga pemain kesebelasan sepak bola yang hadir di pembukaan pamerannya. 

Tanggal 17-24 September 2020, seluruh elemen karya Tisna yang ada di ruang pamer dipindahkan ke lapangan sepak bola di Krapyak Baru. Ukuran lapangan tersebut lebih kecil dari lapangan sepak bola pada umumnya, kira-kira hanya setengahnya atau seukuran lapangan futsal. Lapangan Krapyak Baru disiapkan untuk turnamen Perkutut Cup dengan melibatkan masyarakat setempat dan para pemain dari kesebelasan sepak bola; mereka mengikuti turnamen bertema “Sepak Bola dan Seni untuk Perdamaian” tersebut.

Lapangan ini, selain berfungsi sebagai tempat permainan, juga digunakan sebagai ruang dialog dan ruang temu bagi seluruh lapisan masyarakat yang menyaksikan pertandingan. Tercatat ada 20 kesebelasan, antara lain Ps. Siliran, Ps. Garuda, Ps. Luwes, Ps. YSC, Ps. Cakra, Ps. Okinawa, Ps. Cosmos, Ps. Taringpadi, Ps. Sukar Maju, Ps. Tacethung, Ps. Secolek Omo, Ps. Si Polin, Ps. 100 volt, Ps. Alma Sunan, Ps. Pahpoh, Ps. Anklo KFC, Ps. UKDW, Ps. Smase defutball dari Yogyakarta dan 2 kesebelasan dari Bandung, yakni Ps. Jeprut dan Ps. Pencita Kuburan. Pertandingan juga tidak hanya dimeriahkan oleh pemain pria saja, tapi ada juga tim sepak bola perempuan yang turut andil memeriahkan turnamen ini. Adapun hadiah yang ditawarkan oleh “Perkutut Cup” adalah seekor burung perkutut untuk juara pertama, sepeda kumbang untuk juara kedua, dan lima ekor ayam broiler untuk juara ketiga. 

Bagi saya, “Ruang Etsa dan Sepak Bola” menawarkan cara baru dalam melihat sepak bola di tengah carut marutnya sepak bola kita saat ini. Tidak melulu sikut-sikutan antar pemain, menyewa dukun, memasukkan jimat ke kaki pemain agar mencetak banyak gol, atau menyuap pemain lawan untuk mengalah serta membasmi bandar-bandar judi yang bermain di belakang kompetisi. Penyegaran perspektif semacam ini layak untuk dilakukan kembali.

Selamat bermain-main dengan arsip proyeknya Pak Tisna!

Berkas “Jogja 88”

Berkas “Ruang Etsa dan Sepak Bola”

Perkutut Cup

“Sepak Bola dan Seni untuk Perdamaian”

Lapangan Sepak Bola Krapyak Baru, Yogyakarta
17-24 September 2000

“At the opening of the exhibition and the performance, there was a message that soccer symbolizes peace. According to Tisna, compared with other kinds of sports, soccer has the most body contact and instances of negligence. As part of this exhibition, the soccer matches are participated in by ordinary people and artists from Yogyakarta and Bandung.”

Matdon, “Artist Tisna Sanjaya in search of peace“, Jakarta Post, Kamis, 31 Agustus 2000. (Unduh artikel di sini!)
Arsip rekaman video dari kegiatan “Art and Football for Peace” di Lapangan Krapyak. (Diakses dari kanal YouTube Indonesian Visual Art Archive (IVAA).
Khazanah Pendukung

Khazanah Pendukung

Tesis (PhD) oleh Ellen Kent
Jurnal Ilmiah oleh Anggiat Tornado, H. Dadang Suganda, Setiawan Sabana, dan H. Reiza D. Dienaputra
Esai oleh Enin Supriyanto

5 Comments

  1. Nindityo Adipurnomo says

    wuaah menarik mas, … mas Dimz, karyamu berupa merchandise untuk ikon kompetisi sepak bola, bagaimana dulu cara menamai konteks karyamu, yang dicetak dari cokat yang meleleh bisa dimakan itu mesti dibongkar lagi ceritanya; setidak tidaknya gambar-gambar dokuentasi dari itu, …

    9 Mei 2020 _
    Nindityo Adipurnomo

    Like

  2. Pingback: Bergiat dengan Arsip di saat Pandemi | CEMETI

  3. Pingback: Stay Productive with Archive in Pandemic Situation | CEMETI

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.