


“Mari sebar arsip budaya, alih-alih virus korona!”
Menyiasati situasi di masa pembatasan sosial karena pandemi COVID-19, Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat menjalankan sebuah proyek kasual baru yang kami sebut sebARSIP.
Dalam proyek ini, dengan sepenuhnya memanfaatkan platform media online (Instagram @cemeti.institute dan situs web baru kami www.cemeti.art), kami menerbitkan, setidaknya satu pos setiap minggu, ulasan tentang satu atau lebih materi dokumentasi yang tersimpan dalam koleksi arsip kami; arsip-arsip yang berkaitan dengan karya seni atau proyek seniman yang pernah bekerja sama dengan Cemeti. Seri sebARSIP akan dibagi menjadi beberapa rubrik berdasarkan jenis, konten, dan program terkait, yang menurut kami menarik untuk dibagikan, bisa saja berupa tinjauan arsip yang berhubungan dengan karya seni, proyek atau peristiwa, kegiatan residensi seniman, ataupun arsip-arsip yang berbasis teks saja.
sebARSIP tidak diniatkan sebagai pengisi waktu luang belaka, tentu saja! Proyek ini merupakan salah satu agenda penting kami untuk tetap melanjutkan kontribusi pada dinamika produksi dan distribusi pengetahuan budaya. Semua pos ulasan dalam proyek ini akan dibingkai dalam seri kuratorial tertentu. Topik kuratorial untuk setiap kumpulan ulasan tidak akan terikat dengan huru-hara COVID-19, meskipun ada banyak peluang untuk merefleksikan krisis sistem perlindungan kesehatan global hari ini melalui beberapa proyek atau karya seni yang pernah diproduksi atau dipamerkan di Cemeti. Interpretasi apa pun dimungkinkan, tetapi membingkainya dari sudut pandang kontemporer-lah yang layak dikedepankan.
Nayia Yiakoumaki Georgia, dalam tesis doktoralnya yang berjudul “Curating Archives, Archiving Curating” (2009) berargumen bahwa “…mengurasi arsip dapat mengubah konstitusi arsip itu sendiri sekaligus interpretasi-interpretasi lanjutan atas material-materialnya di kemudian hari.” Selain itu, “…intervensi kurator[ial] mesti ditempatulangkan di dalam arsip sebagai sarana untuk pengembangan potensial arsip-arsip tersebut.”
Sepakat dengan argumen itu dan melihatnya sebagai salah satu alasan teoretis di balik proyek sebARSIP, kami percaya bahwa mengintervensi arsip Cemeti ke dalam praktik kurasi konten di media sosial akan memicu potensi metafisisnya, terutama jika dilakukan dengan kesadaran untuk menyikapi media sosial bukan hanya sebagai kanal informasi semata, tetapi juga sebagai “medium” pengungkapan demi mengurai kemungkinan-kemungkinan dari “meta-arsip”.
Daripada sekadar berbentuk “editorial”, mengartikulasikan pembacaan ulang arsip Cemeti lewat pendekatan kuratorial—sekaligus mengadakan intervensi kurator di dalam arsip-arsip yang disebar—diharapkan dapat mewakili progresivitas dalam membangkitkan ruas-ruas spekulasi dari arsip yang ada, yang terbuka bagi siapa saja yang ingin memetik fragmen-fragmen historiografi kecil kesenian di masyarakat kita.
Manshur Zikri
Kurator
____________
Koordinator Proyek: Dimaz Maulana | Kurator: Manshur Zikri | Arsiparis: Muhammad Dzulqarnain, Ika Nurcahyani, & Tri Mukti Yuliana | Penerjemah: Diyan Krisnawati