
Sekolah Akar Rumput, hari ketiga, awal mereka masuk sekolah. Mereka berembuk membuat kesepakatan bersama, tentang aturan sekolah dari anak dan disetujui oleh anak, seperti cara bermain yang adil, tidak mengganggu teman, dan saling menjaga teman. Juga aturan jaga sekolah, seperti menjaga kebersihan, juga tata cara mengikuti pelajaran dengan damai.
Meskipun ini sekolah merdeka tanpa peraturan yang kaku, justru peraturan yang penuh kesepakatan membuat anak paham dan sadar dengan kesepakatan masing masing.



Pada sesi kegiatan akhir di Sekolah Akar Rumput, saya mengadakan workshop menggambar komik bersama. Semuanya antusias mengikuti dengan baik.



Menggambar bersama untuk kolaborasi di pameran bersama Jogja Biennale. Anak menggambar tentang sekolah, hobi, juga cita-cita di atas kain kanvas 2 x 1 meter dengan crayon. Kain tersebut saya gabungkan menjadi karya instalasi di Jogja Biennale.


Di Sekolah Gajah Wong (untuk keluarga kurang mampu dan pemulung). Hari itu, ana-anak yang hadir hanya siswa kelas PAUD. Mereka bermain, bernyanyi, juga membuat kerajinan. Hari itu, anak-anak mungil itu membuat seragam sekolahnya sendiri untuk satu semester ke depan.


Anak anak bersemangat menunggu giliran mewarnai kaos bersama para fasilitator dan Kak Faiz, pendiri Sekolah Gajah Wong.

Ini di sekolah Sanggar Anak Alam (Salam). Saya mengamati kegiatan anak-anak saat mengunjungi Salam sambil berbincang dengan fasilitatornya. Hari itu, masih hari pertama mereka masuk sekolah. Tidak banyak kegiatan belajar. Anak-anak yang lebih kecil hanya bermain dan menggambar, sementara anak-anak di kelas lain, yang usia lebih tua, mencuci piring dan membersihkan kelas.