Makam Sultanah Al-Malikah Al-Mu’azhzhamah (‘Ratu yang Dipertuan Agung’) Nahrasyiyah binti Zainal ‘Abidin bin Ahmad bin Muhammad bin Al-Malik Ash-Shalih, bergelar Ra Bakshy Khadiyu (‘Penguasa yang Berhati Pemurah’), adalah makam terindah se-Asia Tenggara.
Diketik ulang dari buku Melintasi Jejak Perjalanan Sejarah Aceh, Masyarakat Peduli Sejarah Aceh, 2018.

Agak jauh sedikit tentang makam ini, tentang enkripsi yang tertera di makam beliau (lihat foto di atas). Sebuah papan informasi yang saya dapatkan di Museum Islam Samudra Pasai.
Konon, Nahrasiyah menjabat sebagai Sultanah lebih dari 20 tahun, Periode II Kerajaan Islam Samudra Pasai, dan wafat 1428 M.
Kisah Sultanah Nahrasiyah sedikit banget, mungkin ada di Hikayat Raja-raja Pasai yang sempat disalin Raffles, dan kini tersimpan di Royal Asiatic Society, London. Itu pun kalau pendapat Sir Richard O. Winsted tepat, dalam bukunya A history Malay Literature, yang menyatakan bahwa kemungkinan Hikayat Raja-Raja Pasai ditulis antara 1350 – 1500 M.







Pingback: The Tomb of Sultanah Al-Malikah Al-Mu’azhzhamah | CEMETI