Satu dari peninggalan tiga pusat kerajaan Hindu, julukannya Aceh Lhee Sagoe (berarti ‘Aceh Tiga Segi’), ialah komplek Benteng Indra Patra.





Konon, menurut beberapa sumber, komplek bangunan ini juga dipakai sebagai salah satu benteng pertahanan pasukan Keumalahayati. Jauh sebelumnya, juga konon, titik awal pendaratan sekaligus penyerangan ribuan prajurit perempuan Tionghoa. Mereka kalah, tapi seorang putri dan panglima Nan Nio Lian Khi (di kemudian hari namanya jadi Putroe Neng) selamat dan menetap di Aceh sampai akhir hayatnya.





Kurang lebih—kalau disingkat alias dipangkas paksa—kisah situs ini begitu. Intinya, hadir di tempat yang menyaksikan sejarah berlapis kuasa/kerajaan dengan kelindan kisah (seperti biasa) ga nyambung, membuat imajinasi saya melebihi wadahnya, butuh external-hard-brain.
Pingback: Masjid Indra Purwa | CEMETI
Pingback: Indrapatra Fortress | CEMETI