Inilah penampakan “rumah” saya selama sebulan nanti, berada di Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. (Walaupun landing pesawatnya di Sulsel). Sebuah tempat yang sangat unik; berdiri sejak tahun 2015. Perpustakaan berdikari ini memiliki nuansa laut yang kentara, di mana buku, sandeq (istilah untuk perahu layar bercadik khas Mandar), dan hiasan-hiasan beraroma samudra tertata elok di tiap sudut dan sisi ruang.


Komposisi yang terjalin antara bahan-bahan daur ulang dan bahan baru dalam konstruksi bangunan ini menjadikan perpustakaan ini indah, menurut saya. Terkadang, ini menjadi tempat singgah buat para periset baik lokal maupun luar; tempat untuk mencari data dan informasi bagi para mahasiswa yang ingin menyelesaikan disertasi atau tugas kuliahnya; dan juga sebagai ruang bermain anak-anak—yang hanya sekadar berlari, bermain, tertawa, dan membaca dengan bahagia—tanpa ada aturan yang baku untuk menggunakan fasilitas, buku, atau sekadar singgah. Cukup kesadaran ruang.



Sesekali, saya melihat anak-anak masuk dan keluar, membawa buku dengan bebas. Free? Ya, free!!! Tanpa proses administrasi, buku bisa dibawa pulang ke rumah atau dibaca di tempat. Karena, tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan minat baca di kampung nelayan ini.
Dengan adanya Perahu Pustaka (Nggak ada fotonya karena sedang melaut), wilayah pergerakan untuk membudidayakan kegiatan membaca telah menjangkau jarak yang cukup jauh ke pulau-pulau di sekitar Teluk Mandar.
Semangat akar rumput yang hebat dari Bang Ridwan, sang kreator ruang pustaka ini! Engkau kewreeennnn!!!!
Memecut sekaligus menampar saya! Semoga, kelak, saya bisa membuat ruang seperti ini. Gak harus sama, tapi setidaknya serupa secara prinsip. Hehehehe! (Dan maafkan sense of photography saya yang rendah ini karena jiwa seksi dokumentasi saya sedang dilatih.)




Semoga kita bisa bersahabat selama sebulan ini, ya, Nusa Pustaka! Rumah baru untuk pengalaman baru saya.
Terima kasih, program residensi Rimpang Nusantara!