"Diskusi", BODIES OF POWER / POWER FOR BODIES

The Nomad

English | Indonesia

Lokasi: Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat
Tanggal: 21 September 2018
Jam: 16:00

Dalam acara diskusi kali ini, Arahmaiani membagikan pengalamannya bekerja bersama komunitas Lab, yaitu desa di dataran tinggi, Tibet. Tibet adalah lokasi bagi “Menara Air” Asia menjadi sumber air bagi lebih dari 2 miliar orang Asia, dan juga adalah “Kutub Ketiga” atau salah satu lapisan dataran es terbesar di bumi. Dampak mencairnya gletser dan permafrost menyebabkan terjadinya banjir dan longsor dan bayangan mengenai kekeringan di dataran tinggi Tibet di tahun 2030 akan sangat mungkin terjadi.

Tahun 2010, merupakan kunjungan pertamanya dengan lab komunitas di Tibet saat terjadi gempa untuk memberikan dukungan. Melalui kedatangannya saat itu, relasi yang terbangun, tidak hanya dengan lokasinya, tetapi juga sensitivitasnya akan isu ekologi dan dengan warganya semakin mendalam. Selama beberapa tahun belakangan ini, Arahmaiani telah bekerja bersama dengan para biksu yang berada di Lab Biara dan juga warga lokalnya. Mereka memulai dengan sebuah proyek yang berfokus pada isu sampah dan daur ulang; menanam ribuan pohon poplar dan cemara; menghidupkan kembali pertanian organik, budaya dan gaya hidup nomaden, juga mengenai pengelolaan air. Selang beberapa waktu, mereka berhasil mengajak 16 desa untuk bergabung. Sejak 2015, mereka menerima dukungan dana dari pemerintah Tiongkok. Tahap berikutnya mereka akan fokus pada pendidikan lingkungan hidup dan kesehatan untuk anak-anak dan remaja. Lalu sumber enerji terbarukan (bebas karbon) dan peningkatan pendapatan komunitas.

Dalam bincang kali ini, Arahmaiani akan merefleksikan proses panjang kerjanya, proyek kolektif, implikasinya baik secara lokal dan global, hubungannya dengan sejarah dan kebudayaan Jawa, serta posisi dirinya sendiri sebagai seniman, aktivis, dan pengembara. Mari bergabung dalam acara ini!

Acara ini merupakan bagian dari program berkelanjutan Cemeti, yaitu Bodies of Power/Power for Bodies, yang bertujuan untuk menciptakan pelantar yang menunjang praktek para seniman dan kelompok yang tertarik memikirkan tentang peran warga dalam seni.

Foto Dokumentasi:


Biografi Seniman


Arahmaiani adalah seorang seniman yang berfokus pada isu politik kontemporer, kekerasan, kritik atas kapital, tubuh perempuan, lingkungan hidup, agama, dan sering menggunakan tubuhnya sendiri untuk berelasi dengan isu sosial-politik. Arahmaiani banyak dikenal melalui karya performancenya, tetapi dia juga banyak bekerja dengan berbagai komunitas selama bertahun-tahun. Salah satunya adalah bersama komunitas biksu Buddha dan warga sekitarnya di Tibet, mengenai isu lingkungan. (Lihat www.en.wikipedia.org/wiki/Arahmaiani).

This entry was posted in: "Diskusi", BODIES OF POWER / POWER FOR BODIES
Tagged with:

by

Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat (sebelumnya ‘Galeri Cemeti’, kemudian ‘Rumah Seni Cemeti’) adalah platform tertua seni kontemporer di Indonesia, didirikan di Yogyakarta tahun 1988 oleh Mella Jaarsma dan Nindityo Adipurnomo. Cemeti menawarkan platform bagi seniman dan praktisi kebudayaan untuk mengembangkan, menyajikan, dan mempraktikkan aktivitas mereka lewat kolaborasi bersama kurator, peneliti, aktivis, penulis dan performer, serta komunitas lokal di Yogyakarta.