Lokasi: Cemeti – Institut untuk Seni dan Masyarakat
Tanggal: 10 – 11 Oktober 2017
Jam: 15:45 – 20:00

Layar Ruang Mas(s)a

Program film oleh Sewon Screening

Selasa, 10 Oktober 2017

15.45 WIB – Program Film #1: Ruang

Kamar Mandi oleh Rusli Eddy (1999)
Another Color TV oleh Dyantini Adeline & Yovista Ahtajida (2013)
Di Sekitar Televisi oleh Theo Maulana (2014)
A Very Boring Conversation oleh Edwin (2006)

18.30 WIB – Pemutaran ulang Program Film #1: Ruang

Rabu, 11 Oktober 2017

15.00 WIB – Program Film #2: Medium

Happy Ending by Harry Dagoe (1995)
Violence Against Fruits by Tintin Wulia (2000)
Genre Sub Genre by Yosep Anggi Noen (2013)
Musim Bepergian by Arie Surastio (2016)

18.30 WIB – Pemutaran ulang Program Film #2: Medium & Ngobrol

Kolektif pemutaran film Sewon Screening akan menyelenggarakan dua program pemutaran film di Cemeti. Mengambil 30 tahun sejarah Cemeti sebagai titik mula, mereka memilih dua set film untuk diputar. Sewon Screening secara khusus memiliki ketertarikan pada fungsi Cemeti sebagai ruang seni alternatif untuk seniman melakukan eksplorasi atas isu-isu sosial politik melalui seni. Keempat film yang diputar dalam program film pertama memiliki setting lokasi ruang di tempat privat (kamar, kamar mandi, ruang tamu) dan menyediakan latar belakang untuk mendiskusikan isu-isu yang berhubungan dengan kondisi kehidupan dalam waktu tertentu atau dalam masa kejadian tertentu. Film-film di program kedua menggambarkan bagaimana film sebagai sebuah medium dapat menawarkan ruang untuk seniman mengekspresikan isu sosial, politis, dan ekonomis ketika kebebasan dikekang.

Acara ini bagian dari Ruang Politik Pertama Bernama Rumah, merupakan sebuah proyek seni yang diinisiasi oleh Dito Yuwono dan mengundang lima kolektif yang berbasis di Yogyakarta untuk berkolaborasi; Barasub, Laras, RAR Editions, Sewon Screening, dan Studio Batu. Proyek ini bagian dari program Cemeti Maintenance Works (Januari 2017-Juni 2018).

Biografi

Sewon Screening adalah festival film tahunan yang didirikan pada tahun 2015 oleh Jurusan Televisi dan murid-murid Film di ISI (Institut Seni Indonesia) di Yogyakarta. Sejak awal mulanya, festival ini telah bertujuan untuk menciptakan angin segar, menawarkan program pemutaran film yang baru dan menyegarkan serta menunjukkan perubahan dalam ranah film, baik dari segi teknis, estetis, dan tingkatan lainnya, dengan harapan bahwa film dapat menyediakan pengalaman pembelajaran yang berguna bagi penonton.