Pameran Tunggal oleh Leonardiansyah Allenda
Tanggal : 14 Agustus – 06 September 2014
Tempat : Cemeti Institut untuk Seni dan Masyarakat
Bagaimana menentukan yang satu lebih berharga dari yang lain ketika keduanya sama-sama berharga, juga bagaimana menentukan keduanya sama-sama berharga ketika salah satu justru menunjukkan sisi kekurangannya. Dalam keseharian Leo dengan latar belakang kultural dan sistem nilai yang rumit juga kompleks, ukuran terejawantahkan dalam simbol-simbol materialisme yang lebih mudah terukur serta terlihat. Kekayaan materi seringkali lebih menentukan bobot atau nilai sebuah simbol dari status sosial dalam masyarakat, daripada berusaha memaknai kerumitan-kerumitan sistem nilai latar belakang budaya yang ada.
Ketika memberi nilai pada benda-benda mati, tidak bergerak, statis dan memiliki berat jenis, lebih mudah menemukan kesepakatan satuan nilai untuk menghitungnya, karena apa yang dinilai relatif tidak berubah dan konstan. Namun persoalan yang kerap muncul dan membuat gamang, ketika yang dinilai adalah konsep dan kesepakatan itu sendiri. Bagaimana kesepakatan dinilai oleh ‘konsep yang juga hasil dari kesepakatan’. Dimana setiap kesepakatan selalu membawa konsekuensi lahirnya kesepatakan-kesepakatan lain. Kesepakatan dengan karakternya yang jamak, majemuk dan tidak tunggal, menimbulkan persoalan ketika mesti menentukan cara dan ukuran untuk menilainya. Uang dengan nilai nominalnya, seringkali menjadi alat ukur yang ‘dianggap’ sebanding dan memudahkan pada saat nilai itu harus ditetapkan. Padahal nilai nominal uang, seringkali tidak menjawab secara presisi pertanyaan yang ada. Justru uang seringkali mengabaikan dan mendangkalkan kedalaman nilai imaterial yang terkandung di dalamnya.
Leonardiansyah Allenda lahir tahun 1984 di Banyuwangi. Belajar di studio patung, jurusan seni rupa.